
Pekanbaru, 27 November 2025 – Kantor Imigrasi Kelas I TPI Pekanbaru menggelar kegiatan sosialisasi bertajuk “Immigration Goes To School” di SMKN 1 Pekanbaru. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa-siswi mengenai layanan keimigrasian serta bahaya Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
TPPO dan imigrasi memiliki keterkaitan erat. Imigrasi memiliki peran krusial dalam pencegahan dan pemberantasan TPPO, mengingat pelaku kejahatan ini seringkali memanfaatkan celah dalam prosedur keimigrasian untuk menjalankan aksinya. TPPO menimbulkan dampak yang sangat merugikan, termasuk eksploitasi, kekerasan, dan penderitaan mendalam bagi para korban yang tergiur oleh janji-janji palsu mengenai pekerjaan atau imbalan menggiurkan. Sosialisasi ini diadakan sebagai langkah preventif, mengingat mayoritas korban TPPO adalah perempuan usia produktif.

Acara dibuka oleh Kak Putri, seorang alumni SMKN 1 Pekanbaru, yang bertindak sebagai pembawa acara. Kepala SMKN 1 Pekanbaru turut memberikan sambutan, menyampaikan harapannya agar siswa-siswi dapat mengikuti kegiatan sosialisasi dengan seksama. Beliau menekankan bahwa isu ini sangat penting untuk dipahami sebagai bekal menghadapi ancaman TPPO di masa depan.
Pemaparan materi mengenai layanan keimigrasian dan bahaya TPPO disampaikan oleh Bapak Debi. Beliau menjelaskan bahwa peran imigrasi tidak hanya terbatas pada pengurusan paspor, tetapi juga mencakup pengawasan terhadap lalu lintas orang yang keluar dan masuk wilayah Indonesia. Setiap individu yang melakukan perjalanan internasional akan melewati pemeriksaan di gerbang imigrasi.

“Setiap pembayaran pembuatan paspor akan langsung masuk ke kas negara,” tegas Bapak Debi.
Beliau juga menambahkan bahwa paspor memiliki fungsi penting sebagai identitas diri saat berada di luar negeri.
Selanjutnya, materi mengenai bahaya TPPO dijelaskan secara rinci. Bapak Debi menekankan pentingnya mewaspadai tawaran pekerjaan di luar negeri yang menjanjikan gaji besar, pekerjaan mudah, dan persyaratan yang tidak masuk akal. Masyarakat diimbau untuk selalu memastikan bahwa perusahaan penyalur tenaga kerja yang digunakan terdaftar dan terhubung dengan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). TPPO dapat berujung pada eksploitasi manusia, perdagangan organ, dan berbagai tindak kejahatan lainnya.

“Semoga tidak ada siswa-siswi SMKN 1 Pekanbaru yang menjadi korban TPPO,” harap Bapak Debi.
Sesi pemaparan materi ditutup dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang disambut dengan antusias oleh para siswa. Beberapa pertanyaan yang diajukan antara lain mengenai cara mencari informasi lowongan pekerjaan di luar negeri yang aman, alasan mengapa paspor memiliki masa berlaku, serta bagaimana teknologi modern dapat dimanfaatkan untuk mencegah TPPO.
Bapak Debi menjelaskan bahwa informasi lowongan pekerjaan di luar negeri sebaiknya dicari melalui BP2MI. Beliau juga menambahkan bahwa proses wawancara dalam pembuatan paspor bertujuan untuk menyaring calon tenaga kerja yang berpotensi menjadi korban TPPO.
“Semua orang berhak membuat paspor, tetapi tidak semua orang memenuhi syarat untuk mendapatkannya,” jelasnya.
Menanggapi pertanyaan mengenai masa berlaku paspor, Bapak Debi menjelaskan bahwa hal ini bertujuan untuk mengantisipasi perubahan wajah seseorang. Meskipun seseorang mungkin melakukan operasi plastik untuk mengubah penampilannya, sidik jari dan geometri mata tetap unik dan tidak dapat diubah.
Kegiatan sosialisasi “Immigration Goes To School” di SMKN 1 Pekanbaru ditutup dengan sesi kuis yang meriah. Para siswa sangat antusias menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar materi yang telah disampaikan, menunjukkan bahwa mereka telah memahami dengan baik informasi mengenai layanan keimigrasian dan bahaya TPPO. Hadiah-hadiah menarik diberikan kepada para pemenang kuis sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi aktif mereka.
Kak Putri, selaku pembawa acara, menyampaikan terima kasih kepada seluruh peserta, narasumber, dan pihak sekolah yang telah mendukung terselenggaranya acara ini. Beliau berharap agar sosialisasi ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi siswa-siswi SMKN 1 Pekanbaru, sehingga mereka dapat lebih berhati-hati dan terhindar dari ancaman TPPO.
Dengan berakhirnya kegiatan ini, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Pekanbaru berharap dapat terus menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya keimigrasian dan bahaya TPPO. Upaya pencegahan TPPO merupakan tanggung jawab bersama, dan dengan adanya pemahaman yang baik, diharapkan dapat meminimalisir jumlah korban TPPO di masa depan.
Acara ditutup dengan sesi foto bersama antara narasumber, perwakilan sekolah, dan para siswa sebagai kenang-kenangan. Semoga semangat untuk melindungi diri dan mencegah TPPO terus membara di hati para generasi muda penerus bangsa.
(Mutia Rafeyfa Ulya – XI MPLB 3)