Monday, June 30

Author: Mutia Rafeyfa

<strong>Hari Di Mana Ku Mengingatmu</strong>

Hari Di Mana Ku Mengingatmu

Pojok Karya Siswa
Aku pernah duduk di antara bunga-bunga yang mekar,dan saat itu, aku melihat satu bunga yang mengingatkanku padamu. Di tengah keindahan itu,aku sadar—selalu ada yang lebih indah,bukan karena rupa, tapi karena rasa. Angin menyapa lembut bunga itu,dan entah mengapa, bayanganmu hadir dalam benakku. Langit tampak cerah,tenang—seperti aku yang diam dalam rindu.Dan di antara semua kenangan,aku teringat pada satu bunga yang pernah kau berikan padaku. (Siti Aisyah X MPLB 2)
<strong> </strong><strong>Dimensi Waktu</strong>

 Dimensi Waktu

Pojok Karya Siswa
Kedua mataku terbuka perlahan, pemandangan asing yang tidak pernah aku lihat sebelumnya. "Aduhh, dimana ini" ucapku keheranan "Kok berat ya," "Eh tombol apa ini?" "Dimana aku?" “Bukankah aku tadi berada di tempat tidur?” batinku kebingungan. Aku disuguhkan pemandangan yang sangat membingungkan. Sontak, bola mataku membesar dan mulutku membulat sempurna. "Ya Tuhan, sejak kapan aku berada di tahun 2100. Lalu, yang dikepalaku ini apa lagi?" Rintihku saat melihat sesuatu yang terpampang jelas dijalanan yang serba otomatis itu. "Selamat, Robot berhasil diaktifkan, oksigen berhasil diaktifkan." ucap sebuah benda canggih yang sedang kukenakan Ternyata tidak hanya tempat dan waktunya yang berubah, bajuku pun kini sudah berubah menjadi semacam baju yang dikenakan ole...
Diam Yang Tak Terlihat

Diam Yang Tak Terlihat

Pojok Karya Siswa
Dalam sepi ku diam.Dalam senyap ku tak berbicara.Dan itulah yang ku rasakan saat ini.Percayalah semua itu bakal akan dibalas kan. Dalam gerak gerik setiap jalanSudah ditampang jelas oleh mataSeperti tulah kelakuan manusiaYang tak pernah salah. Geraknya dalam awanAdalah bentuk kesuksesanDalam mendung pasti ada nya cerahSetiap kesulitan pasti adanya kemungkinan. Satu persatu akan musnah dalam waktu ke waktuTanpa mereka sadariMereka tidak mengerti apa yang dibalas apa yang diamkan. (Siti Aisyah X MPLB 2)
Yang Tak Terucap, Tapi Kita Tahu?

Yang Tak Terucap, Tapi Kita Tahu?

Pojok Karya Siswa
Entah sudah berapa tahun berlalu,Berapa musim saling kita tatap dan temu.Entah berapa hari tersimpan rapi,Dalam senyap langkah yang tak ingin pergi. Senyumanmu—tak terhitung banyaknya,Tawa kita—menggema tanpa jeda.Segalanya mengalir seperti biasa,Tanpa pernah kusangka maknanya sebesar semesta. Kupikir semua ini hanya sementara,Sekadar lalu, sekilas rasa.Namun bayangmu hadir dalam tidurku,Menyusup lembut, menenangkan kalbu. Bukankah kau pun merasakannya?Hangat yang hanya kita pahami maknanya.Tidakkah hatimu juga bergetar diam-diam?Ataukah aku sendiri yang hanyut dalam perasaan kelam? (Mutia Rafeyfa Ulya X MPLB 3)
Ketika Jalanan Berbicara

Ketika Jalanan Berbicara

Pojok Karya Siswa
Bulan sabit yang tersenyum dari balik awan memancarkan sinar lembut yang menerangi kegelapan malam. Angin malam yang berdesir menciptakan ketenangan yang mendalam. Namun, ketenangan itu tiba-tiba terputus saat seorang remaja penuh semangat, Aaron, berlari cepat di tengah jalanan yang sepi. Deru kendaraan terdengar melesat, seperti kuda liar yang membelah malam dengan gemuruh. Motor itu menerjang tanpa pandang bulu, acuh tak acuh terhadap rambu lalu lintas yang telah berubah arah. Dalam sekejap, suara benturan keras menggema, memecah keheningan malam dan mengguncang jiwa siapa pun yang mendengarnya. Warga sekitar segera berbondong-bondong keluar dari rumah, dipenuhi rasa cemas dan penasaran. Dengan senter dan alat seadanya, mereka menyusuri jalanan gelap hingga menemukan pemandan...