
Kedua mataku terbuka perlahan, pemandangan asing yang tidak pernah aku lihat sebelumnya.
“Aduhh, dimana ini” ucapku keheranan
“Kok berat ya,”
“Eh tombol apa ini?”
“Dimana aku?”
“Bukankah aku tadi berada di tempat tidur?” batinku kebingungan.
Aku disuguhkan pemandangan yang sangat membingungkan. Sontak, bola mataku membesar dan mulutku membulat sempurna.
“Ya Tuhan, sejak kapan aku berada di tahun 2100. Lalu, yang dikepalaku ini apa lagi?” Rintihku saat melihat sesuatu yang terpampang jelas dijalanan yang serba otomatis itu.
“Selamat, Robot berhasil diaktifkan, oksigen berhasil diaktifkan.” ucap sebuah benda canggih yang sedang kukenakan
Ternyata tidak hanya tempat dan waktunya yang berubah, bajuku pun kini sudah berubah menjadi semacam baju yang dikenakan oleh astronot, baju yang dipenuhi dengan tombol-tombol yang membuat tanda tanya besar bagi diriku.
“Hah, baju ini bisa ngomong? Gilakk keren banget cuyy!!” lontarku seraya bangun.
Karena penasaran aku mencoba menekan satu persatu tombol dibajuku dan menunggu reaksi apa yang terjadi dari masing-masing tombol tersebut.
“Hallo, Ada. Yang. Bisa. Saya. Bantu?” Ucap sebuah benda canggih menghampiriku
“Waww mirip kaya manusia, siapa lah yang punya ide bikin ginian ya?” ucap batinku
“Ehh, hallo.. jadi gini aku tersesat, kira kira supaya aku bisa pulang gimana ya? Apakah ini dimensi waktu?” Tanyaku.
“Dimensi waktu, Dimensi Waktu. Sepertinya saya kurang mengerti maksud anda. Sebentar saya tanyakan kepada sistem saya,
“What is the dimension of time?” Tanya robot itu sembari menekan tombol di bagian telinganya.
“Dimensi waktu terdiri dari masa lalu, masa kini, dan masa depan. Setiap peristiwa sejarah selalu dibatasi oleh kurun waktu tertentu dan terkait dengan waktu sebelumnya yang menjadi latar belakang terjadinya suatu peristiwa dan akan berdampak pada waktu sesudahnya”
“Bagaimana cara agar bisa keluar dari dimensi waktu?” tanyaku penasaran.
“Menurut sistem saya, cara agar bisa keluar dari dimensi waktu adalah dengan mencari sesuatu yang identik dengan masa lalu dan tidak ada di masa depan. Apakah anda tau sesuatunya?” Jelas robot itu
“Bentar, sesuatu yang identik dengan masalalu dan tidak ada di masa depan…” gumamku sembari menopang dagu
“OH HUTANN,” jawab Aku spontan sambil menjentikkan jari telunjukku.
“Hutan? apa itu?” tanya robot
“Iya hutan, tempat yang banyak pohon pohon di dalamnya” jelas Aku
“Saya bingung bagaimana mencari hutan disini bahkan untuk melihat sebatang pohon saja harus pergi ke akuarium dan cuman ada 1 akuarium di sini, itulah mengapa kamu memakai helm oksigen karena disini tidak ada pohon untuk oksigen” spoiler robot itu
“Terus gimana bot supaya saya bisa pulang?”
“Tenang, jangan khawatir saya akan membantu anda. Saya punya satu solusi namun solusi ini sangat berisiko. Ciptakanlah sebuah alat khusus yang berhubungan dengan waktu, namun untuk membuatnya kita harus pergi ke museum teknologi. Di sana terdapat banyak alat yang tidak bekerja sesuai dengan fungsinya jadi anda perlu lebih hati-hati karena tidak menutup kemungkinan alat tersebut akan memakan nyawa manusia” setelah mendengar penjelasan robot itu aku mulai takut dan berharap ia bisa keluar dari sini.
“Apapun saya lakukan agar saya bisa keluar dari sini” ucap Aku nurut.
“Ok, ayo kita pergi sekarang. Pencet tombol warna merah di saku kiri bajumu yang bersimbolkan “G”.” instruksinya.
Aku melakukan instruksi robot itu dengan patuh. Setelah ia memencet tombolnya, tiba tiba dari helm keluar semacam baling baling yang membuat tubuhku melambung ke udara, ternyata ini salah satu alat transportasi di masa depan.
“Wawww kerenn banget, ada mobil terbang, aku juga terbang sekarang gilak”
Singkat cerita, aku dan robot telah sampai di museum teknologi. Gedungnya sedikit menyeramkan karena pencahayaannya yang kurang sehingga gedung itu tampak gelap, selain itu ada banyak retakan di gedung itu yang mendukung suasana suram di sekitarnya.
“Bot, ini beneran tempatnya?” tanyaku heran
“Iya, ini tempatnya. Saat sudah di dalam nanti tolong lebih waspada dan jangan pernah menekan sembarang tombol yang ada di dalam sana” pesan robot itu kepadaku.
“Bott, barengan dong, aku takuttt… pelan pelan jalannya” gumamku saat melihat semua benda yang ada di dalam gedung itu, terdapat banyak alat-alat yang bergelantungan, bahkan ada robot mirip manusia yang bergelantungan disana.
“Ini menyulitkan, ada banyak sekali ruangan disini dan kita tidak tahu ruangan mana tempat alat alat rahasia itu di simpan” keluh robot
“KLIKK”
Saat mendengar suara tombol itu sontak robot langsung menoleh ke belakang dan mendapati aku yang sedang tersenyum cengengesan karena aku lah yang telah memencet tombol tersebut. Beberapa detik kemudian tombol yang kupencet menimbulkan reaksi.
“Ayo cepat lari, itu adalah tombol menutup dinding, dan sekarang dinding itu akan menutup otomatis” teriak robot itu sambil berlari sekencang-kencangnya.
“MAMAAAA, PAPAAAA Tolong akuu” teriakku panik sambil berlari sekuat tenaga.
Dinding itu bergerak semakin cepat.
“Bot, ter-terbang ka-kaya tadiiii” teriakku dengan napas tersengah-sengah.
“Tidak bisa, ruangan ini dipenuhi dengan magnet, kostum yang kita kenakan sekarang adalah besi” Jelas robot itu.
“Bot belok bot belokkkkk!!!!!” Pekikku
DUARRRRRRR!!!! suara dinding itu menabrak benda di depannya beserta suara tubuhku dan robot penolong terlempar ke lantai, syukurnya kami berhasil belok terlebih dahulu.
Saat aku mencoba untuk bangun perlahan aku baru ingat robot tadi, dan bergegas bangun ingin mencarinya
“Bott…. kamu dimanaa” teriakku pelan sambil berjalan ketakutan
Tiba-tiba Aku melihat secercah cahaya dari lorong yang gelap sana seakan sengaja berniat memberikanku cahaya.
“Apakah kamu baik-baik saja?” Tanyanya
“Bott, robottt aaa kamu masih di sini, iya aku gapapa kok,” ucapku seraya memeluk robot itu.
“Kalo kamu gimana, gapapa juga kan?”sambungnya lagi.
“Saya baik-baik saja” sahutnya
“Agar menghemat waktu, ayo kita lanjutkan misi kita mencari sesuatu yang bisa dijadikan inovasi untuk membantumu kembali ke zamanmu.” Saran robot
“Sebenarnya aku udah cape si, tapi karena ada kamu, ayo gass!!!” Jawabku excited
Kami langsung meninggalkan tempat itu dan mulai mencari alat untuk membantuku kembali ke zamanku. Kami sudah memasuki lebih dari 10 ruangan, namun tak kunjung menemukan apa yang kami cari. Hanya tersisa 3 ruangan yang belum dimasuki.
“Aduhh, cape banget…” Keluhku sembari merebahkan badannya ke lantai.
Saat sedang rebahan aku tak sengaja melihat sebuah kilauan dari celah bawah pintu.
“Eh, eh bot liat deh ada cahaya dari ruangan ini” ucapnya seraya menarik tangan robot dan menunjuk nunjuk sumber cahayanya.
“Ayo, kita cek. Apakah ada sesuatu disana?” sahutnya
Mereka langsung berjalan menyusuri ruangan yang mereka maksud tadi.
“SIIUTTT” suara pintu terbuka
“Ini ruangannya, ayo kita cari alat-alat yang bisa membuat dimensi waktu. Kamu cari kompas elektronik, saya akan mencari alat yang menghasilkan cahaya intens untuk dipasangkan pada kompasnya nanti” kami disibukkan mencari alatnya, tiba-tiba, kami dikejutkan dengan seorang kakek-kakek yang tiba tiba muncul dihadapan kami.
“Pasti kalian berdua sedang mencari alat untuk bisa menciptakan dimensi waktu” ucapnya misterius dengan tubuhnya yang membelakangiku dan robot sehingga aku tidak bisa melihat bagaimana rupa seorang kakek tua misterius itu.
“E-ee i-iya, ki-kita lagi nyari alat untuk membuat dimensi waktu” jawabku spontan
Kakek itu membalikkan tubuhnya, membuat rasa penasaranku berkurang walaupun sedikit. Seorang kakek tua dengan topi kerucutnya dan kostum hitam yang dikenakannya berhasil membuatku menebak bahwa itu adalah dukun.
“Kakek dukun kan, bisa ga mantrain aku supaya bisa pulang ke zamanku?” ucapku penuh permohonan, aku mengira kakek itu adalah dukun walaupun nyatanya tak seperti yang ditebak.
“Saya bukan dukun, saya juga bernasib seperti anda, terjebak di dimensi waktu. Sudah 20 tahun lamanya saya disini berharap bisa kembali ke zaman saya, namun ternyata tak semudah itu percobaan yang saya lakukan selalu saja gagal. Mungkin saya sudah mencoba seribu cara, sayangnya semua itu tidak membuahkan hasil, sia-sia. Tetapi, saya masih punya satu ide,”
“Ide apa tu kek, kasi tahu dong kek. Saya ga mau terjebak disini, saya mau pulang” rengekku sambil merekapkan tangan di dada sebagai tanda permohonan.
“Menggunakan kompas dan alat yang menghasilkan cahaya intens” sambungnya lagi
“Benar, menurut sistem saya juga seperti itu. Kompas dan cahaya intens akan membuat seseorang berada di dimensi waktu, namun alat yang diciptakan hanya dapat digunakan satu kali saja” spoiler robot
“Yaaa… Betul sekali. Jika nanti alatnya berhasil, saya akan mengalah demi kamu. Biar kamu saja yang pulang ke zamanmu. Soal saya, biarkan saya menutup hidup saya di zaman ini” ucapnya sembari sesekali menepuk pundak Aku.
“Makasih ya kek” ucapku seraya memeluk kakek itu. Air mata yang sudah tak terbendung lagi, mengingat betapa mulianya niat kakek itu hingga rela mengorbankan hidupnya demi menolong orang lain yang bahkan tak ia kenal sama sekali.
“Sudah, sekarang silahkan mulai mencari alat-alatnya agar kamu bisa segera pulang ke zamanmu dan menemui keluargamu” ucapnya
Setelah menghabiskan waktu sekitar 2 jam, akhirnya aku, robot, dan kakek itu menemukan alatnya masing-masing. Robot dan kakek sibuk menghubungkan alat yang mereka temukan tadi, sementara Aku berdoa agar percobaannya berhasil.
Setelah menunggu lama, kini alat yang mereka temui tadi sudah selesai dihubungkan. Dan, alat itu sukses menghasilkan cahaya intens.
“Ayo, sekarang. Cobalah masuk ke cahaya itu, jangan lupa berdoa. Dan, jika kamu berhasil kembali ke zamanmu, tolong ingatkan kepada keluarga dan orang-orang disana agar menjaga lingkungan kita dengan baik. Sampaikan pada mereka, oksigen di bumi ini dihasilkan dari pohon-pohon yang rindang bukan dari teknologi yang terus berkembang” pesannya
“Saya juga ingin berpesan, konsep teknologi adalah alat yang memudahkan manusia bukan alat yang mengancam nyawa manusia. Silahkan berinovasi tapi perhatikan fungsinya, kamu sudah mengetahui kondisi masa depan, siapkan fondasi yang kokoh.” pesan robot
Mendengar pesan dari keduanya membuatku menangis haru. Apalagi mengingat robot yang sudah bersamaku selama 2 jam saat aku terjebak.
“Baik, Aku akan menyampaikan pesan kakek dan juga kamu, bot. Aku mau ngucapin banyak terimakasih karena sudah membantu aku kembali ke zamanku.” ucapku diiringi dengan tangis. Aku memeluk robot dan kakek sebagai bentuk ucapan selamat tinggal. Kemudian saat aku sudah berjalan beberapa langkah memasuki cahaya.
“AAAAAA, ADUHH PUSINGGG” gumamku kesakitan, dan mendapati diriku yang sudah berada di kamarku kembali.
Aku sangat bersyukur sudah kembali ke zamanku, semenjak kejadian itu aku menggunakan teknologi dengan sebaik-baiknya dan menjaga lingkungan serta kelestarian alam di bumi tercinta ini.
(Imel X MPLB 3)