
Pekanbaru, 9 Oktober 2025 – SMK Negeri 1 Pekanbaru bekerja sama dengan EduforAll dan YSEALI (Young Southeast Asian Leaders Initiative) menggelar acara bertajuk School Talk: Artificial Intelligence (AI) – Opportunities, Risks, and Ethical Use for Education and Self-Growth.
Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 9 Oktober 2025 pukul 08.00–10.00 WIB di aula utama sekolah, dan dihadiri oleh perwakilan siswa dari berbagai kelas serta para guru SMK Negeri 1 Pekanbaru.
Acara dibuka dengan penuh semangat oleh Master of Ceremony (MC) Hazel, alumni SMK Negeri 1 Pekanbaru. Suasana berlangsung tertib dan antusias sejak awal kegiatan.
Kepala SMK Negeri 1 Pekanbaru, Ibu Sarvina Yunus, S.Pd, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya pemahaman teknologi di era modern.

“Ibu harap kalian menyimak dengan baik, karena kecerdasan buatan atau AI sangat penting dalam kehidupan sehari-hari kita. Program ini dilaksanakan di universitas maupun sekolah agar kita semua bisa melek digital dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman,” ujarnya.
Setelah sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi utama oleh Ibu Livia Octaviani Jufri, S.S., M.A., yang menjelaskan secara menarik dan interaktif tentang peran, peluang, serta tantangan Artificial Intelligence (AI) dalam dunia pendidikan dan pengembangan diri.
Materi yang dibawakan meliputi berbagai topik menarik, antara lain:
- Jenis dan Konsep AI
AI Tradisional: berfokus pada pengolahan data, mengenali pola, dan memberikan output spesifik seperti prediksi cuaca, rekomendasi video YouTube, atau pembacaan suhu lingkungan.
Generative AI: menciptakan konten baru menyerupai buatan manusia, seperti teks (ChatGPT, Gemini), gambar, suara, bahkan lagu yang menyerupai suara seseorang.
- Peluang AI dalam Dunia Pendidikan
Personalized Learning: membantu siswa belajar sesuai gaya dan kecepatan masing-masing.
Adaptasi Gaya Belajar: sistem AI mampu melacak perkembangan kemampuan siswa dan memberikan bantuan saat mereka kesulitan.
Aksesibilitas Pendidikan: AI membantu penyandang disabilitas dengan fitur seperti text-to-speech, voice recording, dan image description.
Kreativitas dan Produktivitas: membantu brainstorming ide, merangkum teks panjang, menulis email profesional, hingga memberikan feedback untuk latihan public speaking.
Persiapan Karier: AI dapat digunakan untuk menyusun CV, melakukan interview simulation, dan melatih komunikasi profesional.
- Risiko dan Tantangan AI
Hallucination – hasil AI kadang salah namun terdengar meyakinkan.
Over Reliance – ketergantungan berlebihan yang membuat siswa dan guru kehilangan kemampuan berpikir kritis.
Privasi dan Keamanan Data – potensi penyalahgunaan data oleh perusahaan teknologi besar.
Bias dan Keadilan AI – risiko ketimpangan karena penguasaan teknologi oleh pihak tertentu.
- Etika Penggunaan AI
Empower, not overpower – AI harus membantu manusia, bukan menggantikannya.
Privacy requires consent – penggunaan data harus transparan dan disetujui.
Show the machine – jujur dalam penggunaan AI.
Explain the why – keputusan berbasis AI harus bisa dijelaskan.
Design for equity – gunakan AI untuk mengurangi kesenjangan, bukan memperluasnya.
Keep humans in the loop – keputusan akhir tetap berada di tangan manusia.
Anticipate misuse – pertimbangkan potensi dampak negatif sejak awal.
Use AI only when worth it – gunakan AI hanya jika benar-benar diperlukan.
- Solusi dan Pemanfaatan Bijak AI
Ibu Livia menutup sesi materinya dengan pesan inspiratif bahwa AI dan manusia harus saling melengkapi.
“AI bukan untuk menggantikan manusia, melainkan menjadi mitra belajar dan berpikir. Gunakan AI untuk berkreasi, menganalisis data, dan mengembangkan diri,” ujarnya.

Beliau juga menekankan pentingnya prinsip “Learn, Unlearn, and Relearn” — terus belajar, menyesuaikan diri, dan memperbarui pengetahuan agar tidak tertinggal oleh perkembangan teknologi.
Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif yang diikuti antusias oleh para siswa, kemudian dilanjutkan dengan foto bersama seluruh peserta, narasumber, dan guru pendamping.
Acara School Talk ini meninggalkan kesan mendalam serta semangat baru bagi seluruh peserta untuk menjadi generasi muda yang cerdas, etis, dan siap menghadapi era digitalisasi.
(Hanifah Lestari X MPLB 2)